Tokoh sentral dalam novel Badrun sang pemberontak, yang menjalani hidup ditengah kekacauan, akan kah Badrun berhenti mencopet ataukah Ia tetap mencopet, berhenti berarti......??????!!!!!!
Sabtu, 07 Agustus 2010
BSP
Saat kumasuk, ku tak pernah tahu, bahwa tempat itu namanya sekolah, bahkan pertama kali kudatang aku tak pernah tahu mau apa ?..ku juga tak pernah diberi tahu, bahwa hari ini, hari pertamaku mulai sekolah, hanya berharap, sekolah adalah tempat bermain yang mengasikkan dan tempat banyak mengenal teman-teman baruku. Bingungpun tidak, ku hanya datang menuruti apa yag diperintahkan datang oleh Ibuku. Anak kecil sesusiaku 6 Tahun, berada sendiri, ditempat yang asing, sekolah namanya, jauh dari rumah, sekolah kala itu yang kualami tak seperti, sekarang ini, seperti anak-anak Taman Kanak, dibekali makanan, di antar ke sekolah. Membaca, menulis dan buku…tak pernah kukenal dalam kamus hidupku kala itu, main dan mengasikan itu yang ada dikepalaku, ku hanya menganggap Aku terperangkap dalam sekolah yang memenjarakan untuk berhenti bermain dengan asik.
Satu tahun kumulai mengenal tulisan, akupun tak mengingat, satu tahun itu kuhabiskan untuk apa, tak pernah terekam dalam otakku, hanya yang kuingat kala itu, Aku berak dicelana, ya pertama kali aku masuk sekolah. Ku baru sedikit menyadari, kala itu, kalau sekolah itu punya aturan, untuk tinggal kelas, bukan main marahnya Ibuku kala itu, setiap hari ku dipaksa menuruti kemauan Ibuku untuk belajar membaca, menulis dan berhitung, menggunakan batang lidi yang dipotong kecil-kecil. Sangat membosankan dan tidak mengenakan. Penjara itu bernama sekolah, tuhan kecil, seperti pabrik mencetak manusia untuk membaca symbol-simbol peradaban yang telah diciptakan para pendahulu, sekolah hanyalah, membaca, menulis dan menghitung, tidak lebih dari itu, lalu apa bedanya dengan orang yang tidak sekolah, kalau Ia membaca, menulis dan menghitung, Ilmiah atau tidak Ilmiah, pengetahuan atau ilmu pengetahuan, berpendidikan atau tidak berpindidikan…?!!! Hampir 7 tahun kulewati di sekolah dasar, membaca, menulis dan berhitung mulai kumengerti sedikit sedikit walau didasari keterpaksaan, lantaran tak naik kelas, kujalani hari-hari disekolah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar